Mana suaranya mahasiswa yang sibuk sama tugassss...!!
Syukurlah gak ada adegan memalukan pembacaan puisi, pasti aku sudah yang paling jelek. Masalahnya aku memang ga ada bakat di pembacaan puisi. Terakhir baca puisi kelas 3 SMA. Katanya temen2 dulu sih pas aku baca puisi bikin mereka merinding, padahal mereka ga tau aja aku sewa kuntilanak dibelakangku. ahahahak
Ternyata, di MK Apresiasi puisi ini, si dosen ala - ala yang bernama Eva Kadang selalu nyuruh analisis puisi setiap pertemuan. Itu yang bikin mumet. Analisis puisi sastrawan yang udah terkenal lagi, kalo aku salah analisis terus orangnya bangun dari kuburnya terus marahin aku, aku harus gimana
Kami juga disuruh buat puisi dengan tema apa aja, lalu si ibu mengoreksi mana yang cuma kata - kata puitis dan mana yang benar-benar puisi. Alhamdulillah yah aku termasuk anggota yang puisinya bener - bener PUISI
Laluuuu... Tugas uasnya, kami disuruh pilih narasumber yang bakal dijadikan objek puisi, pilihannya ada 3 dan cukup membingungkan.
Aku dan partner hidup pun pergi ke tempat pembuangan sampah di aki balak berbekal kamera hape yang butek dan speakernya yang abnormal. Sampai disana kami mencari target operasi kami masing - masing terus gantian merekam. Sempat terenyuh melihat kehidupan orang - orang seperti mereka dan membuat kami ngga lupa untuk selalu bersyukur. Nah, ini puisiku. aku posting sebelum aku kumpulin ke bu dosen. Mohon penilaiannya walaupun nda seberapa bagus..
REALITA PENGAIS REZEKI
Lelaki itu
masih memilih nasib
Masih
mengukur waktu dengan sapu
Menyusuri
aspal panas dibuai matahari
sampai tiba
bel berdentang di perut
Ketika pagi
beranjak pergi
tumpukan
sampah menyambut menemani
bau busuk
berdansa diujung hidung
rasa jijik
dirangkul agar hidup bersambung
Dengan sapu
didapatkan setetes air
Menerawang
sampah demi sesuap nasi
Pengais
rezeki dibumi yang makin kejam
menghisap
darah perantau miskin tenggelam
Duka tak
bisa bernyanyi dengan kata - kata
lima pasang
telinga anak istri itu tuli dipangkuan ayahanda perkasa
sapu,
tongkat, dan karung bekas menjadi senjata
Apa daya
bila tak punya ijazah?
Banyak
kawan menjadi hiburan
gaji
seujung kuku mengukir senyuman
kadang
bermimpi para petinggi memberi lebih
demi kehidupan
orang - orang terkasih
TERINSPIRASI DARI BAPAK RUSMANAH :
PENYAPU JALAN SEKALIGUS PEMULUNG.
videonya tidak bisa ditampilkan, terlalu besar :(